Arsip Blog

Selasa, 07 November 2023

The Modern and Digital Transformation of Oral Health Care

 

Aplikasi CRAFT sebagai Alat Penilaian Risiko Karies 

pada Anak Usia 3 - 6 Tahun

Karies anak usia dini (ECC) menjadi masalah utama di seluruh dunia.  Karies gigi merupakan suatu proses penyakit yang awalnya reversibel dan kronis dengan etiologi multifaktorial yang diketahui.  Pencegahan primer atau pengobatan lesi dini penting untuk menghentikan perkembangan lesi menjadi karies ireversibel.  Hal ini dapat dicapai dengan menilai risiko karies sebenarnya pada seseorang. Berbagai tes air liur telah digunakan untuk mendeteksi aktivitas karies berdasarkan jumlah bakteri atau potensi asidogenik.  Tes tersebut menentukan aktivitas karies saat ini tetapi tidak memprediksi risiko di masa depan.

Penilaian risiko karies (CRA) adalah “prediksi karies di masa depan berdasarkan diagnosis penyakit saat ini dengan mengevaluasi risiko dan faktor protektif untuk membuat keputusan klinis berdasarkan bukti.” CRA harus disertakan dalam rencana pengobatan untuk membantu dokter dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengobatan, penarikan janji temu, dan kebutuhan akan prosedur diagnostik tambahan. 

Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial dan merupakan proses dinamis yang dapat dicegah dan diatasi pada tahap awal. Penilaian risiko merupakan langkah penting dalam pengambilan keputusan dan perencanaan pengobatan.  Penilaian risiko karies untuk pengobatan (CRAFT) adalah alat bantu untuk penilaian dan manajemen risiko karies. Alat penilaian risiko karies yang valid, andal, ekonomis, dan mudah digunakan adalah kebutuhan saat ini bagi dokter gigi umum dan anak. Tujuan dari CRAFT ini adalah untuk mengevaluasi CRAFT sebagai alat prediksi risiko karies pada anak usia 3 hingga 6 tahun dan memvalidasinya dengan uji Alban.

Penilaian risiko karies untuk pengobatan (CRAFT)” adalah usulan pendekatan empat poin yang sederhana, tidak invasif, dan sederhana untuk pengelolaan karies berdasarkan penilaian risiko. Untuk memastikan risiko karies pada anak, orang tua dapat diwawancarai menggunakan kuesioner CRAFT. CRAFT tersedia sebagai alat fisik dan digital. Ini mencakup empat parameter: pola makan, pembusukan, paparan fluorida, dan faktor lainnya. Berdasarkan informasi yang tersedia, risiko karies dapat ditentukan dalam rentang tertentu (sangat rendah/tidak ada, rendah, sedang, tinggi). Bintang hijau digunakan untuk menunjukkan “keamanan” sedangkan bintang merah untuk “risiko”.


Berdasarkan risiko yang dipastikan dari CRAFT, tindakan di rumah yang sesuai dengan usia dapat direkomendasikan dari bawah.

  • Kurangi asupan gula menjadi kurang dari dua paparan per hari dan sebaiknya saat makan.
  • Hentikan pemberian susu botol.
  • Pertimbangkan obat-obatan non-sirup (disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter juga).
  • Gunakan pasta gigi yang sesuai (non-fluoride untuk anak berusia kurang dari 2 tahun, junior fluoride untuk anak berusia 2 hingga 6 tahun, dan fluoride biasa untuk anak berusia di atas 6 tahun), dan obat kumur berfluoride (untuk anak berusia di atas 6 tahun).
  • Lakukan perawatan pada gigi anak yang karies dan tidak dirawat.
  • Lakukan perawatan untuk gigi karies orang tua yang tidak dirawat.
  • Konsultasikan dengan dokter keluarga/dokter anak/spesialis mengenai penyakit kambuhan, alergi, dll.
  • Perkuat email gigi dengan penggunaan bahan remineralisasi (konsultasikan dengan dokter gigi Anda untuk hal yang sama).
  • Gunakan bahan penghidrasi atau permen karet bebas gula (konsultasikan dengan dokter gigi Anda untuk hal yang sama).
  • Perbaiki keselarasan gigi (konsultasikan dengan dokter gigi Anda untuk hal yang sama).

Wacana tersebut semoga dapat dilaksanakan di negara – negara lain dan dapat membantu mendukung salah satu isu pembangunan kesehatan 

Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7229380/ 

HOBIKU KEBAHAGIAANKU

MY HOBBY

Hello Pepss… 

 

Saya Fionna, hobi saya adalah traveling, menjelajahi kuliner (sebut saja suka jajan), selain itu saya juga suka dunia fotografi, saya sering mengabadikan momen - momen tertentu atau memfoto hal - hal random. Sebenernya saya tidak memiliki hobby yang konsisten, hobby saya tergantung mood saya hehe..

Berikut adalah beberapa dokumentasi ketika saya traveling, kulineran, dan fotografi



Traveling bersama teman - teman kost Lavender

Kulineran di Semarang

Hasil foto random saya






Senin, 06 November 2023

ABOUT ME!!


    Halo peeps!!

Ini adalah sebuah web blog milikku yang berisi tentang kegiatan seputar kesehatan gigi dan kegiatan lainnya. Dengan blog ini aku ingin membagikan cerita, pengalaman, dan kenangan kepada kalian yang berkunjung. Semoga apa yang aku tulis dan unggah di sini dapat memberikan suatu informasi yang berguna ya

Sebelumnya aku ingin ngucapin terima kasih udah berkunjung ke situs blog yang aku kelola ini, tak kenal maka tak sayang, kenalin aku Fionna Qotrunada dan biasa dipanggil Fionna. Sekarang aku berumur 21 tahun. Aku berasal dari Boyolali, Jawa Tengah dan aku adalah anak kedua dari 1 bersaudara. Aku adalah mahasiswa aktif Poltekkes Kemenkes Semarang, Jurusan Kesehatan Gigi, Prodi Terapi Gigi Sarjana Terapan. Aku membuat blog ini untuk sharing ilmu apa aja yang aku punya ke teman-teman semuanya, salam kenal semuanya and let’s study together y’all!


KULINER TRADISONAL KHAS KOTA SUSU

 

KULINER TRADISONAL KHAS BOYOLALI, APA SAJA ITU?




    Kota Boyolali yang berada di lereng Gunung Merapi dan Merbabu merupakan perlintasan jalur yang menghubungkan kota Semarang, Surakarta dan juga Yogyakarta. Sehingga banyak pendatang yang memilih jalur kota karena kota Boyolali bisa dijadikan tempat untuk beristirahat maupun kulineran.

Sebagai daerah yang merupakan sisa Kerajaan Mataram Islam, makanan khas Boyolali sangat mempengaruhi budaya keraton. Ragam makanan khas Boyolali memiliki cita rasa yang berbeda baik asin, gurih, manis, ataupun pedas.

    Hidangan yang tersedia pun sangat bervariasi mulai dari makanan berat maupun makanan ringan. Sehingga anda dapat mencicipi makanan yang berada di Boyolali jika anda mengunjungi kota ini. Berikut terdapat 5 makanan khas tradisional yang wajib anda cicipi

1) Sate Kere

Sate kere  berasal dari kata ‘kere’ yang artinya miskin. Pada masa belanda sate kere merupakan hasil kreatifitas kaum inlander dalam memanfaatkan bahan makanan yang dibuang oleh kalangan atas. Dahulu hanya kalangan ataslah yang mampu memakan sate karena makanan tersebut berbahan dasar daging. Sehingga kalangan bawah atau miskin melakukan inovasi dengan membuat sate berbahan dasar dari ampas tahu.


1.      2. Jenang Pecel

Makanan khas lainnya yaitu jenang pecel. Makanan ini memiliki perpaduan yang cukup unik yaitu menggunakan bubur sumsum sebagai pengganti nasi dan dipadukan dengan pecel. Pecel yang berisikan berbagai macam sayuran lalu disiram dengan bumbu kacang yang pedas manis memiliki kenikmatan tersendiri saat menyantapnya. Biasanya jenang pecel disajikan dengan cara dipincuk menggunakan alas daun pisang. Agar lebih nikmat, saat menyantap jenang pecel anda bisa menambahkan mendoan, bakwan atau peyek.


3. Nasi Tumpang

Selain jenang pecel, Boyolali juga memiliki makanan khas yang disajikan dengan sambal. Bagi masyarakat Boyolali makanan ini biasanya disajikan sebagai menu sarapan karena banyak warung makan disekitar rumah yang menyajikan makanan ini. Nasi tumpang merupakan nasi yang menggunakan kuah berupa sambal tumpang. Sambal tumpang ini yang menjadi lebih special dari nasi tumpang tersebut. Sambal yang terbuat dari bahan baku tempe yang sudah basi sehingga menciptakan rasa yang khas. Meskipun sambal tersebut berasal dari tempe basi namun aroma yang diciptakan tidaklah busuk atau sangit. Masyarakat Boyolali biasa menyebutnya dengan lethok.


1.      4. Tahu Susu

Boyolali terkenal dengan penghasil susu sapi terbesar se-Jawa Tengah, sehingga berbagam macam makanan atau cemilan terdapat campuran menggunakan susu, salah satunya tahu susu. Sesuai dengan namanya, tahu susu terbuat dari kedelai yang dicampur dengan susu putih dari sapi perah. Perpaduan ini menyajikan cita rasa yang gurih dan aroma susu yang sangat kental. Struktur tahu susu ini juga akan lebih lembut dibandingkan tahu biasanya. Makanan ini bisa anda dapatkan di toko oleh-oleh yang berada di Boyolali, karena memang tahu susu ini sangat jarang ditemui di supermarket.


5. Abon Lele

Boyolali juga menjadi pemasok lele terbesar. Di salah satu kampung kecamatan Sawit, terdapat sentra pengolahan ikan lele. Banyak petani lele yang memproduksi abon lele ini. Rasa abon yang gurih menjadi cita rasa yang khas dalam menemani sajian makana utama anda. Biasanya abon lele disantap menggunakan nasi yang hangat dan kerupuk. (mg6/an)


Sumber Informasi : https://radarsolo.jawapos.com/wisata-kuliner/842900536/lima-kuliner-tradisional-khas-boyolali-apa-saja-itu?page=2 

PROFIL DAN PELAYANAN DI PUSKESMAS TLOGOSARI KULON

 PUSKESMAS TLOGOSARI KULON 


       UPTD Puskesmas Tlogosari Kulon merupakan salah satu Puskesmas Induk di Kota Semarang dengan fasilitas rawat inap, yang terletakdi Kecamatan Pedurungan dengan luas tanah 1.256 m2 dan luas bangunan 865 m2 . Puskesmas Tlogosari Kulon terletak di Jalan Taman Satriomanah II, Kelurahan Tlogosari Kulon. UPTD Puskesmas Tlogosari Kulon berdiri pada bulan April tahun 1991, sebagai Puskesmas non perawatan. Seiring perkembangan Kota Semarang dan kebutuhan masyarakat sekitar, maka statusnya ditingkatkan menjadi Puskesmas Perawatan. Dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai Puskesmas Induk, UPTD Puskesmas Tlogosari Kulon mempunyai dua puskesmas pembantu, yaitu Puskesmas Pembantu Ratu Ratih yang berada di Kelurahan Tlogosari Kulon dan Pustu Pembantu Muktiharjo Kidul di Kelurahan Muktiharjo Kidul. Pkm Tlogosari Kulon sendiri merupakan puskesmas rawat inap dan bersalin. jam buka puskesmas : Senin - Kamis 07.00 - 16.00 WIB Jumat  07.00 - 14.00 WIB Sabtu 07.00 - 12.00 WIB pelayanan UGD 24 Jam setiap hari.

Model pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Tlogosari Kulon adalah dengan sistem rujukan berjenjang melalui pendekatan PHC (Primary Health Care).

1)   Pelayanan pada lapis pertama adalah Basic Emergency Care (relief of pain, extraction, emergency for trauma referral of patients) yaitu pelayanan darurat dasar yang harus dapat melayani siapa saja dan di mana saja. Upaya menghilangkan atau mengurangi rasa sakit gigi dapat diberikan oleh kader kesehatan gigi atau oleh petugas kesehatan.

Pelayanan Posbindu di Balai Kota Semarang

1)      Pelayanan lapis kedua adalah Preventif Care yaitu pelayanan yang bersifat pencegahan :

a. Pelayanan pencegahan yang ditujukan kpada komunitas keseluruhan melalui; fluoridasi air minum, pemasasaran pasta gigi berfluor, program pemberian tablet fluor, program kumur-kumur dengan fluor, dan gerakan sikat gigi massal dan pemberian fluoridasi secara topical, fissure sealant, pembuangan karang gigi

b.   Pelayanan pencegahan yang tertuju kepada kelompok melalui promosi kesehatan gigidan mulut melalui program pendidikan kepada kelompok tertentu, program pemberian tablet fluor, program kumur-kumur dengan fluor, dan gerakan sikat gigi massal, dan pemberian fluoridasi secara topical, fissure sealant, pembuangan karang gigi

c.   Pelayanan pencegahan yang ditujukan kepada perorangan melalui; pemeriksaan gigi dan mulut pada pasien perorangan, termasuk pencatatan temuan-temuan patologis dan kelainan-kelainanan, dan rujukan jika diperlukan, nasehat dan pertunjukkan kepada perorangan mengenai hygiene mulut, konsumsi fluorida, diet, perilaku yang membahayakan kesehatan, dan pemeriksaan diri sendiri, aplikasi fluorida secara topical, fissure sealant, dan pembuangan karang gigi serta deteksi dini dan penumpatan dengan ART. Pelayanan preventive care dapat diberikan oleh tenaga Perawat Gigi.

1)    Pelayanan lapis ketiga adalah Self Care, yaitu pelayanan pelihara diri yang dapat dilakukan perorangan dalam masyarakat meliputi; pelaksanan hygiene mulut yang memadai, kebiasaan dalam mengkonsumsikan makanan yang tepat, menghindari kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik untuk kesehtan gigi dan mulut, menggunakan fluor sesuai dengan yang dianjurkan, pemeriksaan diri sendiri dan mencari pengobatan yang tepat sedini mungkin, dan mematuhi nasehat-nasehat dari tenaga professional kesehatan.


1)  Pelayanan lapis keempat adalah Simple Care, yaitu suatu pelayanan professional sederhanan atau pelayanan medik gigi dasar umum meliputi ; pembuangan karang gigi, ekstraksi tanpa komplikasi, tumpatan gigi, tindakan interseptik orthodontik dan rujukan untuk pelayanan selain dari yang tersebut di atas.Pelayanan simple care dapat diberikan pada tingkat Puskesmas oleh dokter gigi atau Perawat Gigi yang telah mendapat wewenang dari atasan.


Selain itu terdapat jenis – jenis pelayanan yang diselenggarakan di Puskesmas Tlogosari Kulon

a.      Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM),

1)      Kesehatan Ibu dan Anak (yang bersifat UKM)

2)      Gizi (yang bersifat UKM)

3)      Promosi Kesehatan (termasuk UKS)

4)      Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

5)      Kesehatan Lingkungan, dan

6)      Keperawatan Kesehatan Masyarakat

b.      Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

1)      Kesehatan Olah raga

2)      Kesehatan Kerja

3)      Kesehatan Jiwa

4)      Kesehatan Pengobatan Tradisional

5)      Kesehatan Gigi dan UKS

6)      Kesehatan Lansia

7)      Kesehatan Haji

8)      Kesehatan Indra

c.    Pelayanan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), meliputi:

1)      Pengobatan Umum dan Gawat darurat

2)      Pelayanan Pengobatan Gigi

3)      Pelayanan KIA

4)      Pelayanan Keluarga Berencana  

5)      Pelayanan Klinik konseling terpadu

6)      Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS - MTBM)

7)      Pelayanan Kesehatan Gizi

8)      Pelayanan labolatorium

9)      Pelayanan P2P (Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit)

10)   Pelayanan Kefarmasian

11)   Pelayanan Rawat Inap dan Rawat Bersalin

a.      Pelayanan jaringan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan, meliputi:

1)      Puskesmas Pembantu

2)      Sarana Kesehatan (BPM, DPM, Klinik, Apotek dan Laborat)

3)      Pengobatan Tradisional


Sekian profil dan jenis - jenis pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang ada di Puskesmas Tlogosari Kulon, Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.







 

Pe


The Modern and Digital Transformation of Oral Health Care

  Aplikasi CRAFT sebagai Alat Penilaian Risiko Karies  pada Anak Usia 3 - 6 Tahun Karies anak usia dini (ECC) menjadi masalah utama di selur...